Penyakit Kardiovaskular Masih Mengancam Kematian

Kamis, 14 Desember 2017 - 10:00 WIB
Penyakit Kardiovaskular Masih Mengancam Kematian
Penyakit Kardiovaskular Masih Mengancam Kematian
A A A
JAKARTA - Menurut data WHO pada 2005, sejumlah 17,5 juta (30%) dari 58 juta kematian di dunia disebabkan penyakit kardiovaskular.

Dari seluruh angka tersebut, penyebab kematian terbagi menjadi serangan jantung (7,6 juta orang), stroke (5,7 juta orang), dan selebihnya penyakit jantung dan pembuluh darah (4,2 juta orang).

Menurut prediksi WHO, jumlah ini akan terus meningkat sampai 2030, diperkirakan 23,6 juta orang di dunia akan meninggal akibat penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit kardiovaskular, tetapi yang paling umum dan paling terkenal adalah penyakit jantung dan stroke.

Melihat fenomena tersebut, Ciputra Hospital Citra Garden City melakukan workshop elektrokardiogram (EKG) dan seminar mengenai penyakit jantung koroner kepada para dokter umum di sekitar Rumah Sakit Ciputra Hospital Citra Garden City.

Acara workhsop dan seminar ini juga merupakan rangkaian perayaan ulang tahun Ciputra Hospital Citra Garden City yang kedua. Direktur Ciputra Hospital Citra Garden City Dr Kusmiati MARS mengatakan, salah satu keinginan pihak rumah sakit adalah bisa berbagi ilmu kepada para dokter di lingkungan rumah sakit, khususnya terkait tata laksana penyakit jantung.

Pengetahuan tentang tata laksana penyakit jantung bagi para dokter umum akan membantu identifikasi lebih dini penyakit jantung koroner. Dia menuturkan bahwa penyebab kematian terbesar di dunia saat ini adalah serangan jantung.

Karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit ini sebelum semuanya terlambat dan memastikan para dokter umum sebagai lini pertama yang berhadapan langsung dengan pasien memahami tata laksana penyakit jantung untuk mencegah komplikasi lebih lanjut akibat keterlambatan penanganan.

“Sering kali orang tidak merasa punya problem jantung. Kami sudah melakukan edukasi kepada masyarakat bahwa ada alarm dari serangan jantung. Tapi karena kesibukan sehari-hari sering diabaikan, contohnya yang sering dibilang orang awam adalah angin duduk itu alarm di tubuh kita bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam tubuh.

Gejalanya leher seperti dicekik, kadang nyerinya tidak khas di dada, tapi menjalar ke lengan, kita juga harus perhatikan faktor risiko,” tutur dr Kusmiati.

Dalam acara tersebut hadir pula Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Barat untuk membahas medical ethics, disambung dengan workshop EKG yang membahas basic interpretation yang disampaikan dr Ardianto K Sp JP FIHA, ECG in Ischemia and Infarct oleh dr Zainuddin Sp JP FIHA, dan Dystrithmia oleh dr Triatmo Budijuwono Sp JP (K).

Menurut dr Ardianto K Sp JP FIHA, biasanya penyakit jantung hadir bersamaan dengan jenis penyakit lainnya, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, hingga serangan jantung. Risiko penyakit jantung khususnya pada wanita akan meningkat setelah menopause.

Hal ini tentu harus dicegah sejak dini. “Banyak cara untuk mencegah penyakit jantung, misalnya dengan melakukan upaya promotif dan preventif. Sebab, langkah pengenalan dan pencegahan penyakit tentu lebih murah dibandingkan biaya pengobatan, termasuk penyakit jantung,” tandas dr Ardianto. (Iman Firmansyah)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5445 seconds (0.1#10.140)